Posted by
Unknown
|
0
comments
Hadits Panjang Tentang AMAL
Hadits Panjang Tentang
AMAL
السلام عليكم و رحمة
الله و بركا ته ـ بسم الله الرحمن الرحيم ـ و الحمد لله رب العالمين و صلى الله و
سلم على سيد نا محمد خا
تم النبيين و آله وصحبه
أجمعين ولا حو ل ولا قوة الا با لله العلي العظيم, أما بعد
Wahai
saudara filLAH!
Untuk meningkatkan
jalan lurus agama yang kita tempuh (Shiritol Mustaqim) dan demi untuk
mendapatkan ridho Alloh 'Azza wa Jalla , maka wajib bagi kita untuk dapat
membedakan mana amal yang baik dan mana amal yang buruk. Serta memelihara dan
menjaga agar amal tidak rusak dan menjadi kerugian di akhirat kelak.
Sengaja kami
menampilkan sebuah hadist yang juga tercantum dari beberapa kitab-kitab agama,
untuk bahan Muhasabah diri kita dalam taqwa kita kepada Tuhan Alloh 'Azza wa
Jalla.
Kami berharap bacalah
dengan hati-hati dan hadirkan hati dalam dan pikiran yang jernih untuk
menerimanya. Jauhkan dari nafsu dan syetan yang sering menolak kebenaran dengan
meniupkan keraguan dan was-was di hati kita.
Bacalah dengan di
mulai oleh :
أعُوْ ذُ باِاللهِ مِنَ
الشَيْطَانِ الرَّجِيمِ , بســــم الله الرحمن الرحـــــــيم
Dari Ibnu Mubarok ra.
dari Kholid bin Ma'dan ra. berkata pada Muadz ra. ;
"Mohon
ceritakanlah satu hadist yang terdengar olehmu dari RosululLOH SAW. yang kamu
hapal dan kamu ingat setiap hari karena sangat kerasnya hadist itu tetapi
sangat halus dan mendalamnya hadist tersebut. (terserah) hadist manakah menurut
tuan yang paling penting."
Jawabnya ; "Baiklah
akan kuceritakan".
kemudian beliau menangis dahulu, lama sekali.
Selanjutnya beliau
berkata ; "Ehm. sungguh kangen sekali kepada RosululLOH SAW,
ingin rasanya segera bersua dengan beliau."
Kemudian Muadz ra.
berkata lagi ; "Ketika menghadap kepada RosululLHO SAW. Beliau tengah
menunggang unta dan beliau menyuruhku untuk naik di belakang beliau. Kemudian
berangkatlah aku bersama beliau dengan mengendarai unta itu. Beliau SAW.
menengadah ke langit, kemudian bersabda :
اَلْحَمْدٌ ِللهِ
الَّذِي فِى خَلْقِهِ مـَا يَشَـآ ءٌ , يـَا مٌعَـاذٌ
"Puji syukur ke hadlirot Alloh SWT.
yang berkehendak kepada makhluq-NYA menurut kehendak-NYA, wahai Muadz!."
Jawabku; "Ya
Sayyidal Mursalin".
Sabda beliau SAW. : "sekarang
akan aku ceritakan padamu satu cerita yang apabila dihapalkan olehmu, akan
berguna bagimu. Tapi kalau disepelekan olehmu, maka kamu tidak akan mempunyai
hujjah kelak di hadapan Alloh."
"Mai
Muadz! Alloh itu menciptakan tujuh malaikat sebelum DIA menciptakan tujuh
langit dan bumi. Tiap Langit ada satu malaikat yang menjaga pintu. Dan
tiap-tiap pintu langit dijaga oleh Malaikat penjaga pintu menurut kadar dan
keagungannya.
Maka naiklah seorang
Malaikat yang memelihara dan mencatat amal si hamba (Malaikat Hafadzoh) ke
langit dengan membawa amal si hamba yang bersinar-sinar cahayanya bagaikan
cahaya matahari.
Setelah sampai
ke langit
pertama, Malaikat Hafadzoh
yang menganggap amal si hamba itu banyak, memuji-muji amal-amal tersebut. Akan
tetapi, setelah sampai di pintu langit pertama, berkatalah Malaikat penjaga
pintu langit pertama kepada Malaikat Hafadzoh; "Tamparkanlah amal ini ke
muka (wajah) pemiliknya, saya ini penjaga tukang mengumpat (Ghibah) dan saya diperintahkan untuk tidak menerima
amal tukang mengumpat orang lain itu masuk, dan jangan sampai melewatiku untuk
mencapai langit yang berikutnya".
Kemudian keesokan
harinya ada lagi Malaikat Hafadzoh naik ke langit dengan membawa amal sholih
yang berkilauan cahayanya. dianggap oleh Malaikat Hafadzoh begitu sangat
banyaknya dan dipujinya.
Namun begitu sampai ke langit kedua (setelah lolos dari langit pertama sebab si
pemilik amal bukan seorang pengumpat). Berkatalah Malaikat di langit kedua;
"Berhenti! tamparkanlah amal ini ke wajah pemiliknya! sebab dengan amalnya
itu dia mengharap kedunia-an (hubbud-dunya). Alloh memerintahkan kepadaku harus menahan
amal ini jangan sampai lewat kepada langit yang lain." Maka Malaikat
semuanya melaknat pada orang tersebut sampai sore.
Ada lagi Malaikat
Hafadzoh yang naik dengan membawa amal hamba Alloh yang sangat memuaskan. Penuh
dengan sedekah, puasa dan bermacam-macam amal kebaikan yang oleh Malaikat
Hafadzoh dianggap demikian banyaknya dan dipujinya. Akan tetapi, begitu sampai
ke langit
ketiga, berkatalah Malaikat
penjaga langit ketiga; "Berhenti! tamparkanlah amal ini ke wajah
pemiliknya! Saya Malaikat penjaga kibir (Sombong). Alloh memerintahkan padaku amal ini tidak melewati
pintuku dan jangan sampai naik ke langit berikutnya. Salah sendiri dia takabbur kepada orang lain di dalam majlis-majlisnya
(perkumpulannya).
Singkatnya, Malaikat
Hafadzoh naik lagi ke langit dengan membawa amal hamba yang lain dan bersinar
bagaikan bintang yang paling besar. Suaranya gemuruh penuh dengan Tasbih,
Puasa, Sholat (wajib dan sunnah), naik Haji dan 'Umroh.
Begitu sampai ke langit
ke-empat itu, dikatakan;
"Berhenti! jangan dilanjutkan! tamparkanlah amal ini ke wajah pemiliknya!
Saya ini penjaga ujub (membanggakan amalnya) dan Alloh memerintahkan kepadaku agar amal ini
jangan sampai lewat, sebab dia beramal selalu ujub".
Kemudian naik lagi
Malaikat Hafadzoh dengan membawa amal hamba yang diiring seperti pengantin
perempuan yang diiring kepada calon suaminya. Begitu sampai ke langit ke
lima membawa amal yang
begitu bagus, seperti Jihad, Ibadah Haji dan 'Umroh. Cahayanya pun berkilauan
bagaikan matahari. Berkatalah Malaikat penjaga langit kelima; "Saya ini penjaga sifat
hasud (iri dan dengki).
Nah itu! yang amalnya demikian bagus, (tetapi) suka hasud (iri dengki) kepada
orang lain atas kenikmatan Alloh yang diberikan kepadanya (orang lain). Jadi
dia itu membenci kepada yang meridhokan (yaitu) kepada Alloh (membenci nikmat
Alloh yang diberikan kepada orang lain yang berarti membenci Alloh SWT. Yang
Maha Pemberi Nikmat). Saya diperintahkan oleh Alloh jangan membiarkan amalnya
itu untuk melewati pintuku ke pintu yang lain".
Kemudian Malaikat
Hafadzoh naik lagi dengan membawa amal yang lain berupa wudhu yang sempurna,
sholat yang banyak, puasa, haji dan umroh sehingga sampailah ke langit
ke-enam dan berkatalah
Malaikat penjaga pintu ini; "Saya ini penjaga pintu Rohmat (kasih sayang
sesama makhluq Alloh). nah! amal yang
seolah-olah bagus ini tamparkanlah ke wajah pemiliknya! Salahnya sendiri bahwa
dia itu belum pernah mengasihi orang lain. Apabila ada orang yang mendapat
musibah dia merasa senang. Aku diperintahkan oleh Alloh bahwa amalnya ini
jangan melewatiku, supaya jangan sampai kepada yang lain".
Kemudian Malaikat
Hafadzoh naik lagi dengan membawa amal hamba berupa bermacam-macam sedekah,
puasa, sholat jihad dan waro'. Suaranyapun bergemuruh seperti geledek,
cahayanya bagaikan kilat. Begitu sampai ke langit ketujuh, berkatalah Malaikat penjaga langit ketujuh;
"Saya ini penjaga Sum'ah (ingin terkenal/masyhur). Sesungguhnya si pengamal ini ingin
termasyhur dalam kumpulan-kumpulannya (majlis-majlis) dan selalu ingin tinggi
(merasa paling terbaik dalam ilmu dan amal) di saat berkumpul dengan kawan-kawannya
yang sebaya dan ingin mendapat pengaruh dari para pemimpin. Alloh memerintahkan
kepadaku agar amalnya itu jangan sampai melewatiku dan jangan sampai kepada
yang lain. Dan tiap-tiap amal yang tidak bersih karena Alloh. Maka itulah
Riya'. Alloh tidak akan menerima
dan mengabulkan kepada amalnya orang-orang yang riya'."
Kemudian Malaikat
Hafadzoh naik lagi dengan membawa amal hamba yakni, Sholat, Zakat, Puasa,
Haji dan Umroh, Akhlaq yang baik dan Pendiam, tidak banyak bicara, (selalu)
Dzikir kepada Alloh. Amal inipun diiringi oleh Malaikat ke langit ke tujuh sehingga
sampailah ke hadhirot Alloh SWT. Para Malaikat itu berdiri di hadapan Alloh. semuanya
menyaksikan bahwa amal ini adalah amal yang sholeh, yang di-ikhlas-kan karena
Alloh.
Akan tetapi Alloh 'Azza
wa Jalla berfirman:
"Kalian Hafadzoh!
pencatat amal hamba-KU. Sedangkan AKU-lah yang mengintip hatinya.
Amal yang ini tidak
karena AKU. Yang dimaksud oleh amal ini adalah selain dari pada-KU, tidak
diikhlaskan kepada-KU.
AKU lebih mengetahui
dari pada kamu apa yang dimaksud olehnya dangan amal itu. AKU laknat mereka.
Menipu kepada orang lain dan juga menipu kepadamu (Malaikat-Malaikat Hafadzoh).
Tapi AKU ini tidak akan tertipu olehnya.
AKU ini Yang Paling
Tahu akan hal yang ghoib-ghoib. AKU-lah yang melihat isi hati, dan tidak akan
samar kepada-KU setiap apapun yang samar, tidak akan tersembunyi bagi-KU setiap
apapun yang sembunyi.
Pengetahuan-KU atas
apa yang telah terjadi sama dengan pengetahuan-KU akan apa yang bakal terjadi.
Pengetahuan-KU atas
apa yang telah lewat sama dengan pengetahuan-KU yang akan datang.
Pengetahuan-KU kepada
orang-orang yang terdahulu sebagaimana pengetahuan-KU kepada orang-orang yang
akan kemudian.
AKU lebih tahu apapun
yang lebih samar dari pada rahasia.
Bagaimana akan bisa
hamba-KU dengan amalnya itu menipu kepada-KU.
Bisa juga mereka
menipu kepada makhluq-makhluq yang tidak tahu, sedangkan AKU ini Yang
Mengetahui kapada yang ghoib-ghoib. Laknat-KU kepadanya".
Berkatalah ketujuh
Malaikat dan 3.000 Malaikat yang menyertai: "Ya Tuhan, dengan demikian
tetaplah laknat-MU dan laknat kami semua bagi mereka".
Maka semua yang ada di
langit mengucapkan; "Tetaplah laknat Alloh kepadanya dan laknatnya
orang-orang yang melaknat".
Sayyidina Muadz bin
Jabal r.a. (yang meriwayatkan hadist ini) kemudian menangis terisak-isak, dan
berkata;
"Ya
RosululLOH, bagaimana aku bisa selamat dari apa yang diceritakan
barusan?".
RosululLOH SAW.
bersabda : "Hai Muadz! ikutilah Nabi-mu dalam soal
keyakinan".
Aku bertanya kembali; "Gusti,
Tuan ini adalah RosululLOH, sedangkan saya ini adalah Muadz bin Jabal.
Bagaimana saya bisa selamat dan bagaimana saya terlepas dari bahaya
tersebut?".
RosululLOH SAW.
bersabda : "Ya begitulah,
§ Seandainya dalam amalmu ada kelengahan, maka tahanlah
mulutmu jangan sampai menjelekkan orang lain, dan juga kepada saudara-saudaramu
sesama 'Ulama. Apabila kamu hendak menjelekkan orang lain, harus ingat kepada
dirimu sendiri sebagaimana engkau pun tahu bahwa dirimu pun penuh dengan
aib-aib.
§ Jangan membersihkan dirimu dengan
menjelek-jelekkan orang lain.
§ Jangan mengangkat diri sendiri dengan menekan
orang lain.
§ Jangan riya' dengan amalmu agar amalmu itu
diketahui orang lain.
§ Dan janganlah kamu termasuk ke dalam golongan
orang yang mementingkan kedunia-an dengan melupakan akhirat.
§ Kamu jangan berbisik-bisik dengan seseorang
padahal di sebelahmu ada orang lain yang tidak diajak berbisik olehmu.
§ Dan jangan takabbur kepada orang lain, nanti
akan luput bagimu kebaikan dunia-akhirat.
§ Dan jangan berkata kasar dalam satu majlis
dengan maksud supaya orang-orang takut akan keburukan akhlaqmu.
§ Jangan membangkit-bangkit
(mengungkit-ngungkit) apabila berbuat kebaikan.
§ Jangan merobek-robek (pribadi) orang lain
dengan sebab mulutmu, Kelak engkau akan di robek-robek oleh anjing-anjing
jahanam yakni sebagaimana firman Alloh 'Azza wa Jalla :
وَ النَّــا شِــطَاتٍ
نَشْــطًا
"Di neraka itu ada anjing-anjing
perobek badan-badan manusia"
Jadi
mengoyak-ngoyak daging dari tulang".
Aku berkata; "Ya
RosululLOH, siapa yang kuat menanggung penderitaan semacam ini?".
Jawab RosululLOH SAW.: "Muadz!
yang kami ceritakan tadi itu akan mudah bagi mereka yang dimudahkan oleh Alloh
SWT. cukup untuk menggalang semua itu. (yaitu) Kamu harus menyayangi orang lain
sebagaimana kamu menyayangi dirimu sendiri, apabila kamu demikian maka kamu
akan selamat dan pasti dirimu terhindar".
Kholid bin Ma'dan
(yang menceritakan hadist tersebut dari Sayyidina Mu'adz bin Jabal ra.)
berkata; "Sayyidina Mu'adz sering membaca hadist ini
sebagaimana mempelajari Al-Qur'an dan mempelajari hadist ini sebagaimana
mempelajari Al-Qur'an dalam majlisnya".
Al Imam Ghozali r.a.
berkata; "Maka setelah kalian mendengar hadist ini yang
demikian luhur beritanya, yang besar bahayanya dan atsarnya (berita) yang
menyakitkan. Serasa akan terbang bila hati mendengarnya, juga membingungkan
akal dan menyempitkan dada serta penuh huru-hara yang mengagetkan. Maka kamu
harus berlindung kepada Alloh SWT. Tuhan Seru Sekalian Alam. Diam di pintu
(Taqwa), mudah-mudahan saja (pintu rohmat dan Ridho Alloh) dibuka dengan
lemah-lembut (dengan cara kita) merendahkan diri, berdo'a, menjerit dan
menangis di tangah malam (sholat Tahajjud).
Juga di siang hari (selalu) bersama orang-orang yang merendahkan
diri seraya menjerit dan berdo'a ke hadhirat Alloh (selalu menta'ati
perintah-NYA dan menjauhi larangan-NYA). Sebab tidak akan bisa selamat dalam
urusan ini kecuali dengan adanya rohmat Alloh SWT. karena tidak akan selamat
dari tenggelamnya di lautan kecuali dengan pertolongan-NYA, taufik-NYA dan
Inayat dari-NYA. Bangunlah dari kelengahannya - kelengahan kita dan Lawanlah
nafsu dan bisikan syetan terkutuk dengan lebih ta'at dan taqwa pada
syariat-NYA"
Itulah
saudara filLLAH,
Semoga dengan
ditentukan-NYA kami menuliskan hadist ini dalam Majlis kita, adalah merupakan
peringatan dari Alloh SWT. agar kita menjadi orang yang diridhoi-NYA di dunia
dan akhirat, serta menjadi umat yang berhak dan pantas untuk mendapatkan
syafa'at kubro' dari Nabi Junjungan kita Muhammad RosululLOH SAW. serta dapat
meningkatkan ibadah kita yang sangat tidak bermakna menjadi bermakna di hadapan
Alloh 'Azza wa Jalla. Amin Ya Robb!
Insya Alloh dengan
ijin Alloh SWT. kami akan membahas hal-hal yang menjadi masalah
"tertahannya amal" di pintu langit. seperti yang tersurat dan
tersirat dalam hadist diatas, dimajlis kita ini.
Semoga Alloh
memudahkan urusan ini dan meng-anugrahkan kemudahan pemahaman serta dapat
mengamalkannya. Amin Ya Robbal 'Alamin.
Wallahu A’lam
bish-Showab!
و الله الموفيق لأ أحسن
الطر يق
سبــحـا نك اللهم و
بحمدك اشهد ان لا اله الا أ نت لا شر يك لك أستغفرك و ا تو ب اليــك
و صلى االله على سيد نا
محمد و آله و صحبه و سلم
السلام عليكم و
رحمة الله و بركا ته
Disadur
dari:
- Kitab "Minhajul-'Abidin" Al Imam Abu Hamid bin Muhammad bin Muhammad Al
Ghozali At-Tusi r.a.
Silahkan SHARE ke
rekan anda jika menurut anda notes ini bermanfaat
0 comments: