Posted by Unknown | 0 comments

Untuk apa Al Qur'an diturunkan ?


Untuk apa Al Qur'an diturunkan ?
Al Qur'anul Karim diturunkan oleh Allah swt. kepada Nabi Besar Muhammad saw.adalah untuk menyempurnakan petunjuk-petunjukNya kepada manusia agar dapatmencapai kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat.

Sebelum Al Qur'an diturunkan, manusia telah mendapat tiga macam petunjuk dari Allah swt., yaitu:

Ilham Fithri
Ilham Fithri adalah petunjuk yang diberikan oleh Allah swt. pada saatmanusia baru saja lahir di dunia ini. Dengan ilham fithri ini bayi yang barulahir sudah dapat merasakan lapar, kenyang, haus, puas, panas, dingin dan lainsebagainya; dapat menyatakan perasaannya yang tak enak dengan bahasa yang samadi seluruh dunia, yaitu menangis; dan memiliki kemampuan untuk menetek sertamenelan makanan yang disuapkan kepadanya. Petunjuk ini dimaksudkan agar sangbayi dapat melangsungkan hidupnya di dunia ini. Sebab andaikata bayi yang barulahir itu tidak diberi kemampuan seperti tersebut di atas oleh Penciptanya,yaitu Allah swt., maka pada waktu yang relatif pendek bayi tersebut pasti mati.Jadi petunjuk pertama yang diberikan dengan gratis oleh Sang Pencipta iniadalah untuk kepentingan manusia itu sendiri, dan sama sekali bukan untukkepentingan Allah swt. yang memberikan petunjuk tersebut. Dalam surat Asy Syams ayat 7,Allah berfirman:

وَنفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا

Demi jiwa dan apa saja yang menyempurnakannya.

اَلْحَوَاسُ الْخَمْسُ atau Panca Indera
Bagi binatang bersel satu, dengan satu petunjuk saja dari Penciptanya, diasudah dapat hidup dan berkembang biak dengan baik. Akan tetapi bagi manusia,dia tidak mungkin dapat hidup dengan petunjuk yang pertama saja. Sebab kalausampai dewasa manusia hanya dapat menangis dan menetek saja, maka siapakah yangakan meneteki? Oleh karena itu kita wajib bersyukur kepada Allah swt. yang dengankasih sayang-Nya, tanpa diminta dan tanpa dibeli, telah berkenan memberikanpetunjukNya yang kedua yang berupa:
  1. Pendengaran, dengan telinga sebagai alatnya.
  2. Penglihatan, dengan mata sebagai alatnya.
  3. Pencium, dengan hidung sebagai alatnya.
  4. Pengecap, dengan lidah sebagai alatnya.
  5. Peraba, dengan kulit sebagai alatnya.

Af'idah atau rasio atau akal pikiran
Bagi binatang ternak seperti kerbau, sapi, kambing danlain sebagainya, dengan dua petunjuk dari Penciptanya, sudah dapat hidup danberkembang biak dengan baik. Akan tetapi manusia tidak mungkin dapat hidupdengan dua macam petunjuk di atas. Lebih-lebih panca indera yang diberikan olehAllah swt. kepada manusia memiliki banyak kekurangan dibandingkan denganbinatang-binatang tertentu. Disamping itu, Allah swt. memberikankelebihan-kelebihan tertentu, seperti: terbang, lari kencang, kekuatan,kepandaian memanjat dan lain sebagainya kepada binatang-binatang yang tidakdiberikan kepada manusia.

Oleh karena itu kita wajib bersyukur kepada Allah swt.yang dengan kasih sayang dan karunia-Nya, tanpa kita minta dan tanpa kita beli,telah berkenan memberikan petunjukNya yang ketiga berupa af'idah atau ratioatau akal pikiran. Dalam Al Qur'an suratAn Nahlu ayat 78 Allah swt. telah berfirman:

وَاللّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُوْنِ اُمَّهاتِكُمْ لاَ تَعْلَمُوْنَشَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَمْعَ وَالاَبْصَارَ وَالاَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْتَشْكُرُوْنَ.

Artinya: "Dan Allah mengeluarkan kamu dariperut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamupendengaran, penglihatan dan hati (akal pikiran), agar kamu bersyukur".

Dengan akal pikiran ini, manusia tidak hanya dapatmembedakan dirinya dengan binatang, akan tetapi dengan akal pikiran yangdimiliki, manusia telah mampu menciptakan alat-alat tehnologi yang sangatcanggih dan sangat mengagumkan. Bahkan jika hasil penemuan akan pikiransekarang ini diceriterakan pada zaman Majapahit, kemungkinan besar orang yangberceritera tidak dipercaya orang dan bahkan dianggap gila. Dapat kita bayangkantanggapan dan sikap orang, jika pada zaman itu ada orang yang berceritera bahwasegala kejadian yang terjadi di dunia dapat kita lihat dan kita saksikan,meskipun jaraknya sangat jauh atau ribuan kilometer; dan kitapun dapatberwawancara dan berkomunikasi dengan orang lain di seluruh dunia tanpa harusdibatasi oleh jarak. Apa saja yang rasanya tidak mungkin terjadi pada zamanitu, sekarang ini sudah dapat kita saksikan dengan mata kepala kita, sehinggatidak mengherankan jika ada sementara orang yang karena silau menyaksikankecerdasan akal pikiran dan otak manusia yang luar biasa, telah beranggapanbahwa untuk mencapai kebahagiaan hidup yang sejati, manusia cukup mengandalkankemampuan akal pikiran saja dan tidak perlu agama yang mereka anggap menghambatkemajuan akal pikiran manusia; sehingga agama itu harus disingkirkan jauh-jauhdari kehidupan manusia. Demikianlah pendapat dan faham dari golongan sekuler.

Akan tetapi, betapapun cerdas, jenius dan brilian akalpikiran seseorang, ternyata akal dikiran itu memiliki kelemahan pokok yangtidak akan pernah dapat diatasi oleh akal pikiran itu sendiri. Tiga kelemahanpokok tersebut adalah:

Akal pikiran manusia meskipun cerdas, ternyata tidakdapat mengetahui hakekat kebenaran. Buktinya adalah banyaknya teori kebenaranyang telah dikemukakan oleh para ahli filsafat. Padahal kita tahu bahwakebenaran yang sejati itu hanyalah satu. Disamping itu, setiap percekcokan,pertengkaran, perkelahian dan peperangan yang terjadi di seluruh dunia ini,sumbernya pastilah karena masing-masing pihak berebut benar.

Akal pikiran manusia meskipun cerdas, ternyata tidakdapat mengetahui hakekat dan letak kebahagiaan hidup. Apa yang dibayangkan olehseseorang akan membahagiakan hidupnya, ternyata setelah apa yang dibayangkantersebut tercapai, justeru seringkali mengantarkannya kepada kesengsaraan hidupyang berkepanjangan.

Akal pikiran manusia meskipun cerdas, ternyata tidakmampu menjawab tujuh macam pertanyaan yang diajukan kepadanya, yaitu:

Dari mana asal manusia ini sebelum hidup di dunia?
Mengapa manusia harus hidup di dunia ini?
Siapa gerangan yang menghendaki kehidupan manusia di dunia ini?
Untuk apa sebenarnya manusia hidup di dunia ini?
Mengapa setelah manusia terlanjur senang hidup di dunia ini dia harus mati, pada hal tidak ada orang yang menginginkan kematian?
Siapa sebenarnya yang menghendaki kematian manusia itu?
Setelah manusia mati, ruhnya berpisah dengan raganya, kemana ruh manusia itu pergi?

Ketiga macam kelemahan akal pikiran manusia tersebut diatas adalah suatu bukti yang nyata bahwa manusia mutlak memerlukan petunjukdari Sang Pencipta akal pikiran manusia itu sendiri, dan bukan petunjuk dariselain-Nya.

Oleh karena itu kita wajib bersyukur kepada Allah swt.,Pencipta manusia dan alam semesta, yang telah berkenan memberikan petunjuk yangkeempat yang dipergunakan untuk menyempurnakan petunjuknya yang ketiga.Petunjuk yang keempat inilah yang dikenal dengan nama "Ad Dien"(agama), yang diberikan oleh Allah swt. kepada manusia melalui para nabi yangdiangkat sebagai rasul atau utusan Allah, sejak rasul yang pertama yaitu nabiAdam as. sampai dengan yang terakhir, yaitu Nabi Besar Muhammad saw. Sedangkanpetunjuk keempat yang diberikan kepada Nabi Besar Muhammad saw. semuanya telahterkumpul dalam sebuah kitab suci, yaitu Al Qur'anul Karim yang diberikansecara gratis oleh Allah swt. tanpa diminta dan dibeli. Dan sebagaimanapetunjuk yang pertama sampai dengan yang ketiga, maka petunjuk yang keempatinipun diberikan oleh Allah swt. untuk kepentingan manusia dalam usaha mencapaikebahagiaan hidup. Disamping sebagai petunjuk, Al Qur'anul Karim juga berfungsisebagai penjelasan tentang cara melaksanakan petunjuk dan sebagai pemisahantara yang hak dan yang bathil, sebagaimana firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 185yang antara lain berbunyi:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِى اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْآنُ هُدًا لِّلنَّاسِوَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ ... الآية

Artinya: "Bulan Ramadlan ialah bulan yangditurunkan pada bulan tersebut Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dansebagai penjelasan tentang petunjuk tersebut dan pemisah (antara yang hak danyang bathil) ... dst".

Jika petunjuk yang pertama sampai dengan yang keempatdiberikan oleh Allah swt. secara gratis tanpa diminta, maka masih ada lagi satupetunjuk yang tidak diberikan secara gratis, tetapi harus diminta, yaitu:"Kasyful Quluub" (tersingkapnya tabir hati). Petunjuk ini adalahpetunjuk yang kelima atau yang terakhir yang diberikan oleh Allah swt. kepadamanusia.

Orang yang telah mendapatkan petunjuk yang kelima ini,dia tidak hanya mengetahui akan kebenaran agama Islam, akan tetapi dia dapatmerasakan betapa nikmat rasanya menjadi orang yang memeluk agama Islam, menjadiorang yang beriman dan melakukan ibadah, khususnya melakukan shalat, karenashalat itu pada hakekatnya adalah menghadap Allah swt. sebagaimana sabda NabiMuhammad saw. yang antara lain berbunyi:

وَجُعِلَتْ قُرَّةُ عَيْنِى فِى الصَّلاَةِ

... dan telah dijadikan kesenangan hatiku dalamshalat.

Akan tetapi petunjuk ini harus diminta, paling sedikit17 (tujuh belas) kali sehari semalam, yaitu pada setiap raka'at shalat, padawaktu kita membaca suratAl Fatihah, pada ayat yang berbunyi:

اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ

Berilah kami petunjuk jalan yang lurus yang dapatmendekatkan diri kepada-Mu.

Apabila permohonan ini disertai dengan usahamembersihkan hati dari sifat-si-fat yang tercela yang induknya disebutkan olehImam Al Ghozali sebanyak sepuluh, yaitu:
  1. Tamak makan
  2. Tamak bicara
  3. Suka marah
  4. Hasud
  5. Bakhil dan senang harta
  6. Ambisi dan gila hormat
  7. Senang dunia
  8. Membanggakan diri
  9. Takabbur
  10. Riya' (mencari simpati manusia dengan amal ibadah)

Kemudian hati yang telah bersih dari sifat-sifat yangtercela itu dihiasi dengan sifat-sifat yang terpuji yang induknya oleh Imam AlGhozali juga disebutkan sebanyak sepuluh, yaitu:
  1. Taubat
  2. Khouf (khawatir) dan raja' (berharap)
  3. Zuhud
  4. Sabar
  5. SyukurIkhlas dan jujur
  6. Tawakkal
  7. Mencintai Allah
  8. Rela terhadap ketetapan Allah
  9. Selalu mengingat mati dan hakekatnya

Dan dalam setiap ibadah selalu berusaha memusatkanseluruh perhatian jiwa untuk menghadap kepada Allah swt. Maka pada saat Allahswt. berkenan memberikan petunjukNya yang kelima kepada seseorang yang telahmelakukan usaha seperti tersebut di atas, Allah swt. memasukkan nur atau cahayake dalam hatinya yang akan menerangi seluruh hati dan tubuhnya ... dan di saatinilah orang tersebut merasakan kelezatan iman dan kelezatan ibadah.

Kapankah Al Qur'an itu diturunkan?

Al Qur'an itu diturunkan dua kali, yaitu yang pertamaditurunkan sekaligus sebanyak 30 juz dari tempatnya yang asli (lauh makhfudh)ke langit dunia, ditempatkan di suatu tempat yang dinamakan "Baitul'Izzah" pada suatu malam yang terkenal dengan nama "LailatulQadar", sebagaimana firman Allah swt. dalam surat Al Qadar ayat 1 yang berbunyi:

إِنَّا اَنْزَلْنَاهُ فِى لَيْلَةِ الْقَدْرِ

Sesungguhnya Kami menurunkan Al Qur'an pada malamqadar.

Yang kedua adalah Al Qur'an diturunkan sedikit demisedikit kepada Nabi Besar Muhammad saw. dalam masa 22 tahun, 2 bulan, dan 22hari. Ayat yang pertama kali turun pada tanggal 17 Ramadlan pada waktu beradadi gua Hira' setelah beliau genap berumur 40 tahun, adalah limaayat dalam suratAl 'Alaq yang berbunyi:

إِقْرَأْ بِاسْمْ رَبِّكَ الَّذِىْ خَلَقَ * خَلَقَ الإِنْسَانَ مِنْعَلَقٍ * إِقْرَأْ وَرَبُّكَ الاَكْرَمُ * الَّذِىْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِ * عَلَّمَالإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ *

Artinya: "Bacalah dengan (menyebut) namaTuhanmu Yang menciptakan. Dia telah Menciptakan manusia dari segumpal darah.Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah. Yang mengajar (manusia) denganperantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidakdiketahuinya".
Sedang ayat yang terakhir kali turun sewaktu Nabi BesarMuhammad saw. berada di Mina melakukan haji wada' (haji Nabi saw. yang terakhirkalinya), adalah yang tersebut dalam suratAl Ma'idah ayat 3 yang berbunyi:

... اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُلَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِىْ وَرَضِيْتُ لَكُمُالإِسْلاَمَ دِيْنًا ...الآية

Artinya: "Pada hari ini telah Kusempurnakanuntuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni'mat-Ku, dan telahKu-ridlai Islam itu jadi agama bagimu...."
Jadi ayat-ayat Al Qur'an yang turun kepada Nabi BesarMuhammad saw. adalah berangsur-angsur dan tidak sekaligus. Hal ini mengandunghikmah yang antara lain:

Agar lebih mudah dimengerti dan dilaksanakan. Orang akan enggan melaksanakan perintah dan larangan, sekiranya perintah dan larangan itu diturunkan sekaligus banyak. Hal ini disebutkan oleh Bukhari dari riwayat 'A'isyah ra.

Di antara ayat-ayat itu ada yang nasikh dan ada yang mansukh, sesuai dengan kemaslahatan. Ini tidak dapat dilakukan sekiranya Al Qur'an diturunkan sekaligus.

Turunnya sesuatu ayat sesuai dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi akan lebih mengesankan dan lebih berpengaruh di hati.
Memudahkan penghafalan. Orang-orang musyrik yang telah menanyakan mengapa Al Qur'an tidak diturunkan sekaligus, sebagaimana tersebut dalam Al-Qur'an surat Al Furqan ayat 32 yang berbunyi sebagai berikut:

وَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَوْلاَنُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْآنُ جُمْلَةً وَاحِدَةً ، كَذلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِفُؤَادَكَ وَرَتَّلْــنَاهُ تَرْتِيْلاً.

Artinya: "Berkatalahorang-orang yang kafir: "Mengapa Al Qur'an itu tidak diturunkan kepadanyasekali turun saja?. Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kamimembacakannya kelompok demi kelompok".

Di antara ayat-ayat ada yang merupakan jawaban dari pertanyaan atau penolakan suatu pendapat atau perbuatan, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu 'Abbas ra. Hal ini tidak dapat terlaksana kalau Al Qur'an diturunkan sekaligus.

Cara Al Qur'an diwahyukan

Nabi Muhammad saw. dalam hal menerima wahyu, mengalami bermacam-macam cara dan keadaan, di antaranya:

Malaikat itu memasukkan wahyu itu ke dalam hatinya. Dalam hal ini Nabi saw. tidak melihat sesuatu apapun, hanya beliau merasa bahwa wahyu itu sudah berada saja dalam kalbunya. Mengenai hal ini Nabi saw. mengatakan: "Ruhul Qudus mewahyukan ke dalam kalbuku", sebagaimana disebutkan dalam surat Asy Syuura ayat 51 yang berbunyi:

وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ اَنْ يُكَلِّمَهُاللّهُ اِلاَّ وَحْيًا اَوْ مِنْ وَرَآءِ حِجَابٍ اَوْ يُرْسِلَ رَسُوْلاًفَيُوْحِيَ بِإِذْنِهِ
مَا يَشَآءُ ، إِنَّهُ عَلِيٌّ حَكِيْمٌ.

Artinya: "Dan tidakmungkin bagi seorang manusia bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali denganperantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan(malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizinNya apa yang Dia kehendaki.Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana".

Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi saw. berupa seorang laki-laki yang mengucapkan kata-kata kepadanya, sehingga beliau mengetahui dan hafal benar akan kata-kata itu.

Wahyu datang kepadanya seperti gemerincingnya lonceng. Cara inilah yang amat berat dirasakan oleh Nabi saw. Kadang-kadang pada keningnya berpancaran keringat, meskipun turunnya wahyu itu di musim dingin yang sangat. Kadang-kadang unta beliau terpaksa berhenti dan duduk karena merasa amat berat, bila wahyu itu turun ketika beliau sedang mengendarai unta. Diriwayatkan oleh Zaid bin Tsabit, "Aku adalah penulis wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah. Aku lihat Rasulullah ketika wahyu turun seakan-akan diserang  oleh demam yang keras dan keringatnya bercucuran seperti permata. Kemudi an setelah selesai wahyu turun, barulah beliau kembali seperti biasa".

Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi saw., tidak berupa seorang laki-laki seperti keadaan nomor 2, tetapi benar-benar seperti rupanya yang asli.

Hal ini tersebut dalam AlQur'an surat AnNajmu ayat 13 - 14 sebagai berikut:

وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً اُخْرَى ، عِنْدَسِدْرَةِ الْمُنْتَهَى.

Artinya: "Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) padawaktu yang lain, yaitu di Sidratil Muntaha."


Semoga kita bisa mengambil hikmah dari catatan ini

Silahkan SHARE ke rekan anda jika menurut anda bermanfaat

Disusun oleh : Drs. KH. Achmad Masduqi


0 comments: