Posted by
Unknown
|
0
comments
Renungan Diri Sang Imam Al-Ghazali r.a
Renungan Diri Sang
Imam Al-Ghazali r.a
“….Sesungguhnya
telah sampai kepada kita bahwa umat ini akan terpecah belah menjadi 77
golongan, yang di antaranya hanya satu golongan yang selamat.”
Allah
Maha tahu terhadap seluruh golongan-golongan tersebut. Aku masih memiliki
kesempatan dari usiaku untuk melihat perselisihan umat.Aku mencari metode yang
jelas dan jalan yang lurus.
Aku
mencari ilmu dan amal, mencari petunjuk jalan akhirat dengan bimbingan para
ulama. Aku banyak berfikir mengenai firman-firman Allah dengan penafsiran parafuqaha (orang-orang yang banyak
memahami agama).
Aku
merenungkan berbagai kondisi umat.
Aku
perhatikan tempat berpijak (madzhab) dan berbagai pandangannya, dan aku pun
pikirkan mengenai hal-hal itu semua sesuai dengan kesanggupanku…
Aku
yakin perselisihan mereka seperti lautan yang dalam. Banyak orang tenggelam ke
dalamnya, dan hanya sekelompok kecil yang selamat…
Aku
yakin setiap golongan dari mereka mengira bahwa keselamatan adalah dengan
mengikuti mereka, dan sesungguhnya yang akan binasa ialah orang yang menentang
mereka…
Aku
yakin di antara mereka ada orang ‘Alim (yang berilmu) yang mengetahui urusan
akhirat. Menemuinya sulit dan ketika hadir di hadapan umat tampak
kemuliaannya.Di antara mereka juga ada yang bodoh.
Ketika
ia jauh dari si ‘Alim dianggapnya sebagai keuntungan
baginya. Di antara mereka ada yang menyerupai ulama, namun tergila-gila dengan
dunia dan sangat mencintainya.
Di
antara mereka ada yang memikul ilmu yang berhubungan dengan agama.Dengan
ilmunya ia mencari kehormatan dan kedudukan tinggi. Dengan agama ia memperoleh
kekayaan dunia.
Di
antara mereka ada yang menyerupai ahli ibadah. Ia mengkomersilkan kebaikannya.
Padanya tidak ada kecukupan, ilmunya tiada abadi, serta tidak ada sandaran bagi
ilmunya.
Di
antara mereka ada orang yang hafal ilmu, namun ia tidak mengetahui tafsiran
dari hafalannya. Ada juga orang yang menyandarkan dirinya kepada nalar dan
kecerdasan, namun pada dirinya tidak ada sifat wara’ (hati-hati) dan takwa.
Ada
juga sekelompok orang yang saling mencintai, namun bersepakat terhadap
keinginan hawa nafsunya dan berkorban untuk kepentingan dunia, dan yang mereka
cari adalah kehormatan.Di antara mereka juga ada setan-setan dari jenis
manusia.
mereka
berpaling dari akhirat, serakah terhadap dunia, tergesa-gesa mengumpulkannya,
serta sangat senang memperkaya diri.
Aku
mengintrospeksi diri (ber-muhasabah)
dari sifat-sifat tersebut,namun tiada kesanggupan untuknya. Aku pergi mencari
petunjuk dari orang-orang yang telah mendapatkan petunjuk dengan cara mencari
kebenaran dan petunjuk.
Aku
pergi mencari bimbingan ilmu, mempergunakan pemikiran dan aku cukup lama
menanti.Maka akhirnya kebenaran dan petunjuk itu tampak padaku dari Kitabullah,
sunah Nabi-Nya, dan kesepakatan (ijma) umat.
Sesungguhnya
mengikuti keinginan hawa nafsu itu menjadikan sikap menutup mata dari
bimbingan-Nya, menyimpang dari kebenaran (al-Haq), dan menjadikan lama tinggal
dalam kebutaan hati.
Aku
mulai dengan pencabutan keinginan (duniawi) dari hatiku.
Aku
berdiri tegak di hadapan perselisihan umat guna mondar-mandir mencari kelompok yang
akan selamat, sambil sangat hati-hati terhadap berbagai keinginan buruk dan
kelompok yang akan celaka karena khawatir ada penyerangan sebelum mendapatkan
kejelasan….
Di
kutip dari pengantar risalah Kitab "al-Munqidz
mina-dh-Dhalal", "Sang Penyelamat dari Kesesatan"
Semoga
bermanfaat.
Silahkan SHARE ke rekan anda jika menurut anda
bermanfaat.
0 comments: