Posted by
Unknown
|
0
comments
Terima Kasih Istriku
Terima Kasih Istriku
ragam manusia. Pertama, seorang hamba diberi Allah harta
kekayaan dan ilmu pengetahuan lalu bertakwa kepada Robbnya, menyantuni
sanak-keluarganya dan melakukan apa yang diwajibkan Allah atasnya maka dia
berkedudukan paling mulia. Kedua, seorang yang diberi Allah ilmu pengetahuan
saja, tidak diberi harta, tetapi dia tetap berniat untuk bersungguh-sungguh.
Sebenarnya jika memperoleh harta dia juga akan berbuat seperti yang dilakukan
rekannya (kelompok yang pertama). Maka pahala mereka berdua ini adalah
(kelompok pertama dan kedua) sama. Ketiga, seorang hamba diberi Allah harta
kekayaan tetapi tidak diberi ilmu pengetahuan. Dia membelanjakan hartanya
dengan berhamburan (foya-foya) tanpa ilmu (kebijaksanaan). Ia juga tidak
bertakwa kepada Allah, tidak menyantuni keluarga dekatnya, dan tidak
memperdulikan hak Allah. Maka dia berkedudukan paling jahat dan keji. Keempat,
seorang hamba yang tidak memperoleh rezeki harta maupun ilmu pengetahuan dari
Allah lalu dia berkata seandainya aku memiliki harta kekayaan maka aku akan
melakukan seperti layaknya orang-orang yang menghamburkan uang, serampangan dan
membabi-buta (kelompok yang ketiga), maka timbangan keduanya sama. (HR.
Tirmidzi dan Ahmad)
Bu, hari ini kau tampak begitu letih.
Sebelum mataku terbuka melihat dunia, sebelum fajar mengajak
kita bersujud, kau mencucikan pakaian dinasku.
Segelas kopi untukku tak pernah absen di meja makan kita
yang sederhana, yang tak layak disebut meja makan.
Kala mataku lelah bekerja membangun sebuah masa depan, kau
rajin mengingatkanku untuk tak lupa berdoa.
Bu, hari ini kau tampak begitu letih.
Namun, kau berupaya menyembunyikannya di depanku dan selalu
seperti itu.
Dan aku tak tega untuk berterus terang bahwa aku mengetahui
kau kelelahan.
Maka, biarkan tubuhku menjadi perebahan sejenakmu melepas
penat sebelum aku berangkat kerja.
Bu, hari ini kau tampak begitu letih.
Namun, tak pernah kudengar engkau mengeluhkannya.
Yang ada, kau rajin bersenandung di kamar kecil kita tiap
maghrib dengan lantunan ayat-ayat suci. Waktu istirahatmu telah tercuri untuk
darma baktimu sebagai istri.
Bu, hari ini kau tampak begitu letih.
Tak jarang kau membuat masakan lezat kesukaanku.
Tak jarang kau mengurusi segala urusan rumah tangga kita
sendirian.
Tak jarang aku harus meninggalkanmu demi tugas.
Tak jarang aku lebih memikirkan pekerjaan di kantor
ketimbang meluangkan waktu bersamamu.
Bu, hari ini kau tampak begitu letih.
Selama satu tahun kau setia mendampingiku dalam suka dan
duka.
Tak sedikit pun kau lalai membukakan pintu ketika dini hari
aku pulang kerja.
Tak sedikit pun kau mengeluhkannya.
Justru kau tak segan menyampaikan doa untuk keselamatanku.
Wahai muslimah baik, istriku, saksikan hari ini aku sebagai
laki-laki yang egois dan memikirkan diri sendiri untuk:
Menyampaikan rasa kagumku.
Menyampaikan maafku karena keteledoranku.
Menyampaikan terima kasih tak terhingga atas pengorbananmu.
Menyampaikan kebanggaanku sebagai suamimu.
Semoga kita bisa mengambil hikmah dari catatan ini
Silahkan SHARE ke rekan anda jika menurut anda note ini
bermanfaat
Sumber : www.samuderaislam.blogspot.com
0 comments: