Posted by
Unknown
|
0
comments
Energi Positif Sebuah Pelukan
Energi Positif Sebuah
Pelukan
SENTUHAN, walau sekadar jabat tangan dan
menyentuh pipi dengan pipi, ini ada manfaatnya. Ada rasa kehangatan ketika kita
saling berjabat tangan..
Suatu
hari di Gua Hira, Muhammad Saw. tengah bertahannuts (berdiam diri sambil
beribadah kepada Rabbnya). Beliau telah berhari-hari tinggal di sana untuk
memanjatkan doa kepada Sang Pencipta. Ketika tiba saatnya bulan Ramadhan,
tiba-tiba muncullah sesosok makhluk dalam wujud seorang laki-laki.
Makhluk
tersebut memeluk Muhammad, sambil berkata, “Iqra!” (Bacalah!). Kemudian beliau menjawab, “Ma
ana biqira-in” (Saya
tidak bisa membaca). Sosok tersebut mengulang kembali perintah yang sama yang
dijawab sama pula oleh Muhammad. Hal tersebut berulang hingga tiga kali.
Setelah
itu, Muhammad dapat membaca kata-kata yang diajarkan sosok tersebut. Di
kemudian hari, kata-kata itu menjadi wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada
Muhammad melalui Jibril, sosok laki-laki yang menemui Muhammad di Gua Hira.
Sepulang
dari gua Hira, Muhammad mencari Khadijah (istrinya) dan berkata, “Selimuti
aku, selimuti aku.” Ia
gemetar ketakutan dan saat itu yang paling diinginkannya adalah kehangatan,
ketenangan, dan kepercayaan dari orang yang dicintainya. Khadijah pun langsung
menyelimuti Muhammad dan sambil memeluk, ia mendengarkan curahan hati sang
suami tercinta. Khadijah pun kemudian menenangkan dan meyakinkan suaminya bahwa
yang dialaminya bukanlah sesuatu yang menakutkan namun amanah yang akan sanggup
ia jalankan, kelak di kemudian hari.
Mendengar
ucapan istrinya yang begitu yakin membuat hati Muhammad tenang dan beliau
merasa yakin bahwa dirinya baru saja diangkat menjadi Rasul.
Dan setelah itu, Rasulullah selalu mendambakan pelukan hangat dari Khadijah
setiap kali mendapatkan hambatan dakwah.
***
Terapi
pelukan hampir sama dengan terapi jalan kaki. Terapi pelukan meningkatkan
keseimbangan tubuh, kesehatan, dan mengurangi stres. Tentu saja, pelukan di
sini tidak harus antara suami dan istri ataupun pelukan yang mengikutsertakan
gairah di dalamnya.
Pelukan
yang dimaksud di sini adalah pelukan yang dapat dilakukan pada dan oleh siapa
saja dengan penuh kasih sayang, misalnya orangtua kepada anaknya, kakak kepada
adiknya, kakek/nenek kepada cucunya, dan lain sebagainya.
Dr.
Bhagat, salah satu doktor yang meneliti pengaruh pelukan di India
mengatakan,“SENTUHAN, walau sekadar jabat tangan dan
menyentuh pipi dengan pipi, ini ada manfaatnya. Ada rasa kehangatan ketika kita
saling berjabat tangan. Namun, bila dilakukan lebih dari itu, yaitu dengan PELUKAN,
tentu lebih bermanfaat, unsur terapinya akan lebih tinggi.”
Seluruh
bagian di kulit kita memiliki organ perasa. Dari ujung kaki hingga kepala
adalah area yang sensitif bila disentuh. Bahkan ketika masih di dalam kandungan
(walau dilindungi air ketuban), sang janin sangat menyukai sentuhan kasih
sayang dari kedua orangtuanya. Jika sering disentuh, janin dalam kandungan akan
tumbuh menjadi bayi yang sehat. Selain itu, secara psikis bayi tersebut akan
tumbuh menjadi orang yang penyayang.
Anak-anak
yang sering disentuh, dibelai, dan dipeluk oleh orangtuanya juga akan tumbuh
menjadi anak yang sehat. Mereka akan merasa nyaman dan memiliki kepercayaan
diri.
Pertumbuhan
dan kesehatan mereka pun akan lebih bagus dibanding dengan anak-anak yang
jarang disentuh, dibelai, dan dipeluk.
Jika
bayi atau anak-anak rewel atau sakit, jangan biarkan mereka sendirian. Peluklah
karena hal tersebut akan membuat mereka merasa nyaman kekebalan tubuhnya meingkat
yang pada gilirannya akan membuat kondisi kesehatan mereka lebih baik.
Pada
manusia dewasa, sentuhan dan pelukan juga sangat berarti, apalagi pada saat
kehilangan seseorang, depresi, maupun stres. Dengan berpelukan, dia merasa ada
orang yang memperhatikan, mencintai, serta membutuhkannya.
Perlu
diketahui bahwa seluruh kulit kita sangat peka terhadap rangsang pelukan dan
sangat membutuhkan sentuhan yang hangat dan erat. Dr.
Harold Voth, senior psikiater di Kansas (Amerika Serikat) telah melakukan riset dengan
menggunakan sampel ratusan orang. Hasilnya, mereka yang berpelukan mampu
mengusir depresi, meningkatkan kekebalan tubuh, awet muda, tidur lebih nyenyak,
dan badan akan terasa lebih sehat.
Helen
Colton, penulis buku The Joy of Touching juga menemukan bahwa ketika seseorang
disentuh, hemoglobin dalam darahnya meningkat hingga suplai oksigen ke jantung
dan otak lebih lancar, badan menjadi lebih sehat, dan mempercepat proses
penyembuhan.
Maka
bisa dikatakan bahwa pelukan bisa menyembuhkan penyakit ‘hati’ dan merangsang
hasrat hidup. Hal tersebut senada dengan penelitian yang dilakukan oleh jurnal
Psychosomatic Medicine yang
menyatakan bahwa pelukan hangat dapat melepaskanoxytocin, hormon yang berhubungan dengan
perasaan cinta dan kedamaian. Hormon tersebut akan menekan hormon penyebab
stres yang awalnya mendekam di tubuh manusia.
Untuk
itu, mulai saat ini, budayakanlah di rumah kita untuk saling memeluk. Ibu
maupun ayah harus sesering mungkin memeluk anaknya, begitupun sebaliknya.
Seorang kakak pun harus sering memeluk adiknya, sehingga akan terasa kasih
sayang di antara keduanya.
Jika
budaya pelukan sudah menghiasi setiap rumah, maka akan lahirlah
generasi-generasi yang memiliki kasih sayang yang tinggi. Dan dengan kasih
sayang yang tinggi akan mampu meminimalisir ketidakstabilan emosi manusia yang
senantiasa berkasih sayang. Dalam salah satu hadits,
عَنْ
جَرِيْرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ لَمْ يَرْحَمِ
النَّاسَ لاَ يَرْحَمْهُ اللهُ. الترمذى
Dari
Jarir bin ‘Abdullah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang tidak kasih
sayang kepada manusia, Allah tidak akan kasih sayang kepadanya”.(HR.
Tirmidzi)
Wallahu
a’lam.
Semoga
kita bisa mengambil hikmah dari membaca notes ini
Oleh
: Ayat Priyatna Muhlis
0 comments: