Posted by
Unknown
|
0
comments
Balasan bagi orang yang di cela
Sabda
Rasulullah saw : “Wahai Allah, maka siapapun orang yang beriman yang pernah aku
mencelanya, maka jadikanlah hal itu baginya kedekatan pada Mu dihari kiamat”
(Shahih Bukhari)
Assalamu'alaikum
warahmatullahi wabarakatuh
حَمْدًا
لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ الْجَهْلِ
وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ هَدَاناَ بِعَبْدِهِ الْمُخْتَارِ مَنْ
دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ ناَدَانَا لَبَّيْكَ ياَ مَنْ دَلَّنَا
وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلّمَّ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ
اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ
وَالْحَمْدُلله الَّذِي جَمَعَنَا فِيْ هَذِهِ الْمُنَاسَبَةِ الْعَظِيْمَةِ...
Limpahan
puji kehadirat Allah subhanahu wata'ala Yang Maha Luhur, Yang Maha menciptakan
keluhuran dan membagi-bagikan kepada hamba-hamba-Nya, Yang Maha Melimpahkan
rahmat dan Maha melimpahkannya kepada hamba-hamba-Nya, Yang Maha memilih namaku
dan nama kalian untuk dilimpahi rahmat di malam hari ini dengan rahmat yang
belum pernah kita terima di malam-malam sebelumnya, tambahan rahmat yang terus
berlimpah dari Sang Maha pemilik rahmat, rahmat adalah paduan dari segenap
kenikmatan dunia dan akhirah. Dan yang lebih daripada itu adalah kasih sayang
dan cinta Allah kepada hamba-hamba-Nya. Sedemikian banyak hamba yang
mendapatkan musibah dan ketika ia dilimpahi rahmah maka musibahnya terkikis,
sedemikian banyak masalah yang akan datang di masa mendatang pada seorang
hamba, di dunia atau di akhiratnya maka Allah singkirakan sebelum hamba-Nya
mengetahui musibah apa yang akan datang kepadanya, sedemikian banyak amal
ibadah yang Allah lipatgandakan pahalanya lebih besar daripada perbuatannya,
sedemikian banyak pengampunan Allah limpahkan tanpa hamba-Nya tau bahwa telah
Allah hapus dosa-dosanya, sedemikian banyak Allah tawarkan kelembutan yang siap
dilimpahkan kepada hamba-hamba-Nya berupa kenikmatan dunia dan akhirah.
Dijelaskan oleh guru mulia kita Al Musnid Al Allamah Al Habib Umar bin Muhammad
bin Salim bin Hafizh bahwa kalau seandainya manusia itu mengetahui aib-aib
dirinya yang telah ditutupi oleh Allah, niscaya ia akan menjerit dan menangis
karena malu atas aib-aibnya sendiri, tanpa sempat ia memikirkan aib orang lain,
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
إِذَا
زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا، وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا، وَقَالَ
الْإِنْسَانُ مَا لَهَا، يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا، بِأَنَّ رَبَّكَ
أَوْحَى لَهَا، يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا لِيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ،
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ، وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ
ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
( الزلزلة: 1-8 )
" Apabila bumi digoncangkan dengan goncangannya (yang
dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,
dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (jadi begini)?", pada hari itu
bumi menceritakan beritanya, karena sesungguhnya Rabbmu telah memerintahkan
(yang demikian itu) kepadanya, Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam
keadaan yang bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan)
pekerjaan mereka, barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah (biji
sawi) pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya, Dan barangsiapa yang
mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya
pula" ( QS. Az Zalzalah:1-8 )
Allah
subhanahu wata'ala telah mendatangkan gempa yang terbesar sepanjang sejarah
terciptanya angkasa raya, angkasa raya dan bumi ini ditimpa gempa yang dahsyat,
bumi diguncang dengan sekeras-kerasnya untuk mengeluarkan seluruh pendamannya,
bumi memuntahkan jasad-jasad manusia yang pernah terkubur sejak zaman
nabiyullah Adam AS hingga manusia yang terakhir dikubur di bumi ini, jasad yang
telah menjadi debu dan tanah dihidupkan dan dimunculkan kembali oleh Allah,
sebagaimana dijelaskan di dalam tafsir Al Imam Thabari dan lainnya, bahwa Allah
subhanahu wata'ala memerintahkan hujan untuk turun ke permukaan bumi setelah
kesemuanya binasa, dan yang kekal hanyalah Dzat Allah subhanahu wata'ala,
sebagaimana firman-Nya:
كُلُّ
مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ ، وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
(الرحمن : 26-27 )
"Semua yang ada di bumi itu akan binasa, Dan tetap kekal
Wajah Rabbmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan" ( QS. Ar Rahman:
26-27)
Maka
Allah menurunkan hujan ke bumi sehingga tumbuhlah jasad yang telah hancur
menjadi debu dan tanah, seperti munculnya tubuh dari sebutir sel yang tidak
terlihat mata, manusia tumbuh dalam 9 bulan dari sel yang tidak terlihat mata,
seperti itulah Allah menumbuhkan kembali jasad-jasad yang terpendam di bumi.
Maka bumi ini menjadi rahim atau perut yang melahirkan manusia untuk kedua
kalinya kelak di hari kebangkitan. Di hari itu manusia dibangkitkan untuk
menghadap Allah, dan di saat itu manusia kaget dan dalam kebingungan, atas apa
yang akan terjadi padanya. Di hari itu bumi bersaksi atas semua yang pernah
terjadi padanya, mulai dari nabiyullah Adam AS menginjakkan kakinya hingga
manusia terakhir yang hidup di muka bumi, semua yang pernah terjadi diceritakan
oleh bumi, dimana ia lahir, kapan ia baligh, dan lain-lainnya dari apa-apa yang
pernah ia lakukan dan lainnya, dan setiap butir debu dan tanah yang ia injakpun
menjadi saksi atas semua perbuatan baik dan buruknya, karena Allah yang
menciptakan bumi memerintahkan bumi untuk mengabarkan segala sesuatu yang
pernah ia ketahui selama bumi ini dicipta. Dan barangsiapa yang pernah beramal
baik sekecil apapun kelak dia akan melihat balasan amalnya, dan barangsiapa
yang beramal jelek sekecil apapun itu maka kelak ia akan melihat balasannya.
Maka sungguh demikian banyak Allah menutupi aib-aib yang pernah kita lakukan,
dan jika kita mengetahuinya niscaya kita tidak akan berhenti dari menangis. Maka
dijelaskan oleh sayyidina Ali bin Abi Thalib Kw, bahwa ketika engkau melihat
aib orang lain maka ingatlah barangkali engkau pernah berbuat aib yang lebih
besar darinya, dan kalaupun tidak, mungkin saja Allah telah mengampuni aib
orang itu dan belum mengampuni aibmu yang kecil, walaupun seandainya Allah
telah mengampuni aibmu yang kecil, bisa jadi Allah murka kepada mu sebab engkau
terus melihat aib orang lain tanpa memperhatikan aib dirimu sendiri.
Beruntunglah orang yang selalu mengingat aib-aibnya sendiri sehingga ia lupa
pada aib-aib orang lain, dan sungguh merugilah orang yang selalu sibuk
memikirkan aib orang lain dan ia lupa atas aibnya sendiri yang mungkin lebih
besar dari aib orang lain atau Allah telah mengampuni aib orang lain namun
belum mengampuni aibnya yang lebih kecil.
Hadirin
hadirat yang dimuliakan Allah
Sampailah
kita pada hadits luhur dimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menuntun
kita apabila kita terlanjur mencaci atau mencela orang lain maka berdoalah
dengan doa seperti hadits yang telah kita baca tadi :
اللَّهُمَّ
فَأَيُّمَا مُؤْمِنٍ سَبَبْتُهُ فَاجْعَلْ ذَلِكَ لَهُ قُرْبَةً إِلَيْكَ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ
"Ya
Allah, siapa saja di antara orang mukmin yang aku caci, jadikanlah hal itu
sebagai sarana yang mendekatkan dirinya kepadaMu di hari Kiamat".
Jadi
kita doakan orang-orang yang pernah kita cela, atau mungkin kita terlanjur
mencaci maki dan telah keluar dari mulut kita cacian atau hinaan, barangkali
orang yang kita caci itu kelak menjadi orang yang lebih baik dari kita,
barangkali kelak dia adalah orang yang sangat disayangi dan dikasihani Allah
subhanahu wata'ala, namun kita tidak mengetahui hal itu. Dan mungkin dia
mempunyai derajat sangat luhur di sisi Allah namun karena dia mencela orang
lain, maka jatuhlah kehormatannya di sisi Allah subhanahu wata'ala. Allah
menyayanginya namun karena ia mencela orang lain, maka Allah subhanahu wata'ala
berpaling darinya dan membuat kehormatannya terjatuh di sisi Allah subhanahu
wata'ala. Dan secara kasarnya kita ini selalu mencari muka di sisi Allah, bukan
justru mencari muka di hadapan makhluk, maksud mencari muka disini adalah
mencari kedekatan perhatian Allah. Dan sudah selayaknya kita berbuat demikian
kepada Allah subhanahu wata'ala untuk didekati Allah, untuk disayangi Allah, untuk
diampuni Allah, dan dimuliakan Allah, demikian indahnya tuntunan nabi Muhammad
shallallahu 'alaihi wasallam. Maka dijelaskan oleh Al Imam Ibn Hajar Al
Asqalani di dalam Fathul Bari Bisyarah Shahih Al Bukhari mensyarahkan makna
hadits ini, bahwa bukan berarti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah
mencela orang lain namun yang dimaksud adalah barangkali terlintas dalam hati
orang tersebut untuk berbuat buruk maka Allah memberinya hidayah, atau
Rasulullah ingin mengajarkan kepada para sahabat. Maka hal ini semua ulama
tidak berbeda pendapat bahwa Rasulullah tidak pernah mencela orang lain.
Sungguh mulianya tuntunan nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, begitu
pula Al qur'an Al Karim dimana setiap hurufnya adalah rahasia cinta Allah
subhanahu wata'ala, sehingga sayyidina Utsman bin Affan berkata:
لَوْ
طَهُرَتْ القُلُوْبُ لَمَا شَبِعَتْ مِنْ قِرَاءَة ِالْقُرْآنِ
"Seandainya
hati itu suci,niscaya tidak akan pernah kenyang (puas)dengan Al Qur’an.”
Jika
hati manusia sedang suci dan bening niscaya dia tidak akan puas membaca Al
qur'an, terus asyik ia membacanya, baik ia mengerti atau tidak mengerti
maknanya, ia sudah lancar membacanya atau masih tersendat-sendat dalam
membacanya. Ada diantara mereka yang membacanya masih tersendat-sendat atau
masih belajar satu atau dua huruf tetapi ia asyik dalam membaca Al qur'an, ada
juga yang mengerti maknanya, membaca dengan lancar dan dengan kaidah tajwid
tetapi ia malas membacanya, bahkan ada yang sudah hafal Al qur'an beserta makna
dan tafsirnya tetapi ia malas membacanya, sungguh jauh perbedaan antara orang
yang baru belajar membaca Al qur'an dan orang yang telah lancar membaca dan
memahaminya namun malas membacanya. Hadirin hadirat, Al Imam Muhammad bin Hasan
Jamalullail Ar salah satu keturunan 'am Al Faqih Muqaddam Muhammad bin Ali
Ba'alawy, beliau dijuluki Jamalullail karena di malam harinya ia selalu membaca
Al qur'an, dan beliau di siang harinya tidak mau membaca Al Qur'an di saat
bulan Ramadhan atau beliau sedang berpuasa, maka Al Imam ditanya , mengapa di
siang hari beliau tidak mau membaca Al Qur'an, beliau berkata : "Jika
aku membaca Al Qur'an seakan-akan aku meminum madu maka hilanglah lapar dan
hausku, dan aku khawatir tidak akan mendapatkan pahala puasa, karena aku tidak
merasa lapar dan haus", karena
lezatnya membaca Al qur'an, maka beliau membaca Al Qur'an di malam hari saja,
sehingga ada orang yang menangis tersedu-sedu karena mendengar bacaannya, ada
pula seorang dusun yang ketika mendengar beliau membaca Al Qur'an maka ia
menari karena asyiknya mendengar bacaan Al Imam Muhammad bin Hasan Jamalullail.
Oleh karena itu beliau disebut dengan Jamalullail karena malam-malamnya selalu
indah dengan bacaan Al Qur'an Al Karim.
Hadirin
hadirat yang dimuliakan Allah
Al
Qur'an adalah rahasia cinta Allah subhnahu wata'ala, setiap kalimatnya
membimbing kita agar kita lebih dicintai oleh Allah subhanahu wata'ala,
sehingga diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bahwa sayyidina Alqamah RA
berkata : "Kami telah menganggap ayat
Al qur'an adalah keberkahan, sedangkan kalian menganggapnya menakut-nakuti dan
membuat kerisauan". Mereka
menganggap ayat-ayat yang berupa teguran itu adalah barakah dari Allah
subhanahu wata'ala, mereka menganggap semua ayat Al qur'an adalah keberkahan.
Tentunya ada ayat-ayat yang menakut-nakuti, namun semakin dalam pemahaman
seseorang tentang isi Al qur'an maka ia akan semakin merasa bahwa hal itu
adalah rahasia kelembutan Allah subhanahu wata'ala. Diantara para salafussalih
ketika mendengar firman Allah subhanahu wata'ala:
قُلْ
إِنْ كَانَ آَبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ
وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا
وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ
فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لَا
يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
( التوبة : 24 )
"Katakanlah, jika bapak-bapakmu, anak-anakmu,
saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu
usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat
tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta
berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya,
dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik". ( QS. At
Taubah: 24 )
Apabila
kesemuanya itu lebih kalian cintai daripada Allah dan Rasul-Nya, maka tunggulah
balasan dari Allah. Maka orang yang membaca ayat ini sungguh akan sangat merasa
risau karena merasa tidak boleh mencintai keluarga, pekerjaan dan lainnya,
namun sebagian para salafussalih menangis ketika mendengar ayat ini, karena
mereka memahami betapa besarnya cemburu Allah yang ditunjukkan di dalam ayat
ini kepada mereka yang terlalu sibuk dengan pekerjaan, dengan keluarga, istri
atau suami dan yang selain Allah, maka Allah menegurnya mengapa lebih cinta
kepada mereka daripada cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Hal itu adalah bentuk
teguran lembut karena cemburunya Allah subhanahu wata'ala kepada hamba-Nya
untuk tidak mencintai yang lain lebih daripada Allah. Maka cintailah Allah
subhanahu wata'ala lebih dari segala-galanya, kemudian mencintai Rasul-Nya dan
para pengikut rasul-Nya. Cinta kita kepada Rasulullah adalah untuk kesempurnaan
cinta kita kepada Allah subhanahu wata'ala Yang Maha Tunggal dan Maha Abadi.
Hadirin
hadirat yang dimuliakan Allah
Diriwayatkan
oleh sayyidina Alqamah bahwa suatu waktu beliau dan para sahabat kehausan, maka
Rasulullah meminta sebuah tempat yang berisi sedikit air kemudian beliau
menaruhkan tangannya di tempat itu dan terlihatlah air mengalir dari jari-jari
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan beliau berkata: "Kemarilah
yang ingin mendapatkan keberkahan yang suci dari Allah subhanahu
wata'ala". Dan
para sahabat pernah mendengar makanan bertasbih saat nabi Muhammad shallallahu
'alaihi wasallam menyentuhnya. Oleh sebab itu muncul pertanyaan tentang air
yang keluar di pemakaman dan lain sebagianya, semua keberkahan itu dari Allah
subhanahu wata'ala dan siapapun boleh mengambil manfaat darinya, dan makam itu
adalah makam Ahlullah, makam ahlusshafa, makam seorang yang mulia di sisi Allah
subhanahu wata'ala, orangnya sudah wafat maka Allah munculkan manfaat dan rizki
berupa air yang muncul dari pemakamannya, dan hal itu merupakan keberkahan yang
jelas bagi mereka asalkan mereka tidak menafikan dari memuliakan Allah, dan
Yang mengeluarkan air dari tanah itu adalah Allah subhanahu wata'ala
sebagaimana Allah memancarkannya dari jari-jari sayyidina Muhammad shallallahu
'alaihi wasallam, beliau menjelaskan bahwa barakah itu dari Allah bukan dari
makhluk, namun Allah munculkan melalui makhluk, mungkin melalui awan atau dari
dalam tanah dan yang lainnya. Demikian indahnya nabi Muhammad shallallahu
'alaihi wasallam sehingga makanan yang disentuh oleh nabi Muhammad shallallahu
'alaihi wasallam terdengar suara dzikirnya oleh para sahabat. Seluruh makhluk
berdzikir kepada Allah, tetapi ketika mereka disentuh oleh Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam maka Allah perdengarkan gema tasbih mereka kepada
para sahabat. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah manusia yang
paling baik budi pekertinya dan tidak pernah mencela orang lain walaupun orang
itu berdosa. Ketika salah seorang dusun yang mabuk karena minuman keras maka ia
diberi hukuman, namun setelah itu dia mabuk lagi dan begitu seterusnya, maka
para sahabat berkata: "Laknat Allah untukmu!", maka Rasulullah berkata: "Janganlah
kalian melaknatnya, sungguh aku tau bahwa ia mencintai Allah dan
Rasul-Nya". Namun
bukan berarti jika sudah mencintai Allah dan Rasul-Nya maka boleh
mabuk-mabukan. Al Imam Ibn Hajar Al Asqalany di dalam Fathul Bari bisyarh
Shahih Al Bukhari menjelaskan bahwa cinta kepada Allah dan Rasulullah itu ada
tingkatan derajatnya, walaupun seseorang itu adalah orang yang banyak berbuat
dosa namun cinta kepada Allah dan Rasulullah tidak bisa terhapus oleh dosa,
meskipun banyak amal-amal yang terhapus sebab dosa, seperti sifat riya', ujub
dan yang lainnya hal itu bisa menghapus pahala, tetapi cinta kepada Allah dan
Rasul-Nya tidak bisa terhapus walaupun dengan amal yang buruk selama tidak
menyekutukan Allah subhanahu wata'ala. Dan sebagian orang berkata bahwa yang
menyekutukan Allah tidak akan diampuni dosanya. Dosanya tidak diampuni jika ia
wafat dalam keadaan masih menyekutukan Allah, namun jika ia bertobat sebelum ia
wafat maka dosanya diampuni oleh Allah, tidak ada dosa yang tidak diampuni oleh
Allah jika seseorang bertobat. Maksudnya bahwa Allah tidak mengampuni dosa
orang yang menyekutukan Allah; banyak orang yang wafat masih dalam keadaan
banyak membawa dosa namun diampuni oleh Allah, meskipun dia akan menghadapi
masalah di alam kuburnya, masalah di hisab, masalah di mizan, di neraka, namun
dosa mereka akan diampuni dan mereka akan disampaikan ke surga Allah walaupun
terlambat. Namun layaknya kita yang mendapatkan tawaran yang demikian luhur
dari Yang Maha Luhur, maka jangan tolak keluhuran yang ditawarkan kepada kita
dalam setiap detik dan saat. Renungi, tangisi dan sesali setiap nafsa kita yang
lewat dalam kehinaan di masa-masa yang lalu, dan mohonlah kepada Allah agar
Allah menuntun kita kepada keluhuran di setiap detik kita di masa mendatang.
Jika hatimu berkata: "Aku menginginkan keluhuran,
namun aku selalu terjebak dalam dosa", maka mohonlah kepada Allah agar diberi
kemudahan dan teruslah memohon kepada-Nya, karena orang memohon kepada Allah
lalu ia kembali terjebak dalam dosa, berbeda dengan orang yang sombong dan
tidak mau meminta kepada Allah dan hanya terus berdosa. Sebagian orang dibisiki
oleh syaitan: "Jangan bertobat, jika kamu
bertobat nanti kamu akan berbuat dosa lagi, maka kamu telah munafik kepada
Allah", sungguh
tidak demikian, Allah subhanahu wata'ala Maha menerima taubat. Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam beristighfar 70 kali sehari kepada Allah, demikian
riwayat Shahih Al Bukhari. Janganlah bosan bertobat dikarenakan terus berbuat
dosa, tetapi teruslah bertobat hingga bosan berbuat dosa. Jangan dikalahkan
oleh dosa, jika berbuat dosa maka bertobatlah, dan jika bermaksiat lagi dan
tidak mau bertobat maka kalahlah tobat oleh dosa, jadi jika terjebak lagi dalam
perbuatan dosa maka segeralah bertobat kepada Allah sampai dosa itu dikalahkan
oleh tobat.
Hadirin
hadirat yang dimuliakan Allah
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam adalah makhluk yang paling indah dari semua
ciptaan Allah subhanahu wata'ala. Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari jika
beliau shallallahu 'alaihi wasallam lewat maka para sahabat berdiri dan mearih
tangan beliau dan mengusapkannya ke wajah mereka. Demikian perbuatan para
sahabat, dan hal ini diikuti oleh salah seorang sahabat dan dalam riwayat lain
adalah sayyidina Anas bin Malik yang berkata:
مَا
مَسَسْتُ حَرِيْرًا وَلَا دِيْبَاجًا أَلْيَنُ مِنْ كَفِّ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَا شَمِمْتُ رِيحًا قَطُّ أَوْ عَرْفًا قَطُّ أَطْيَبَ
مِنْ رِيحِ أَوْ عَرْفِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
"Aku
tidak pernah menyentuh sutera dan pakaian sutera yg lebih lembut dari telapak
tangan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan aku tidak pernah mencium bau yg
lebih harum daripada bau Nabi shallallahu 'alaihi wasallam"
Hadirin
hadirat yang dimuliakan Allah
Disebutkan
dalam kitab As Syifa oleh hujjatul islam Al Imam Qadhi 'Iyadh, bahwa Al Imam
Abu Qatadah wafat dalam usia 105 tahun, namun saat wafat wajahnya seperti wajah
anak yang berumur 15 tahun, karena di saat ia masih kecil wajahnya diusap oleh
nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, sehingga Abu Qatadah termuliakan
dengan doa beliau shallallahu 'alaihi wasallam. Demikian indahnya budi pekerti
nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dan betapa indahnya doa Rasulullah
untuk kita, yang selalu mendoakan ummatnya. Mungkin tanpa kita sadari banyak
perbuatan-perbutan dosa yang sudah Allah ampuni karena doa sayyidina Muhammad
shallallahu 'alaihi wasallam 14 abad yang silam. Dan mungkin aku dan kalian
bukanlah orang yang bisa mencapai majelis dzikir atau ibadah lainnya karena
banyaknya dosa itu, namun karena keberkahan doa nabi Muhammad shallallahu
'alaihi wasallam untuk ummatnya, maka kita dimuliakan oleh Allah subhanahu
wata'ala. Malam hari ini kita mendapatkan kemuliaan, semoga kemuliaan kita
kekal dan abadi, semoga keluhuran yang Allah berikan kepada kita kekal dan
abadi. Rabbi, sebagaimana telah Engkau perluhur kami di malam hari ini dengan
majelis mulia ini maka perluhurlah kami setiap waktu dan saat hingga kami
berjumpa dengan-Mu wahai Yang Maha Luhur, wahai Yang Maha Abadi, wahai Yang
Maha menguasai kerajaan langit dan bumi, wahai Yang Maha memiliki setiap nafas
kami, wahai Yang kami selalu meminjam setiap nafas kami, firman Allah subhanahu
wata'ala:
كُلُّ
نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ
(المدثر : 38 )
" Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah
dilakukannya" (QS. Al Muddatssir : 38 )
Semua
manusia di hari kiamat tergadaikan atas dosa-dosanya, kecuali orang-orang yang
dimuliakan oleh Allah. Jadikanlah kami orang-orang yang Engkau muliakan wahai
Allah, jangan Engkau jadikan kami orang-orang yang tergadaikan sebab dosa-dosa
kami, jangan sisakan nama satu pun dari kami yang hadir kecuali telah Engkau
limpahi keluhuran yang kekal, Engkau jauhkan kami dari musibah di dunia dan di
akhirah, limpahi kami dengan rahmat-Mu yang padanya, limpahkan kepada kami
tuntunan rahmat-Mu yang termulia, sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi
wasallam, Sebagaimana firman-Mu:
وَمَا
أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
( الأنبياء : 107 )
" Tidaklah Kami mengutusmu kecuali sebagai rahmat bagi
sekalian alam ".(QS. Al Anbiyaa: 107)
Agar
Engkau kabulkan segenap hajat kami, dan Engkau beri lebih daripada yang kami
dambakan, dan jangan Engkau sisakan satupun dosa kami kecuali Engkau hapuskan,
dan mereka yang mendengar lewat radio atau streaming siaran langsung di website
dimanapun mereka berada, di penjuru barat dan timur maka muliakanlah mereka
dengan keluhuran yang sama, Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzal Jalaly wal ikram…
فَقُوْلُوْا
جَمِيْعًا ...
Ucapkanlah
bersama-sama
يَا
الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ
إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ...لاَ إِلهَ إِلَّا الله رَبُّ
اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ...لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ وَرَبُّ
الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ... مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ
وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ
Hadirin
hadirat yang dimuliakan Allah
Saya
mohon maaf atas ketidakhadiran saya di majelis malam Minggu yang lalu di
wilayah Kalimalang, insyaallah ada kesempatan lagi kunjungan berikutny. Dan
yang perlu saya sampaikan slesai kita mendengarkan qasidah pujian kepada nabi
kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, sebagaimana perbuatan yang
dilakukan di masa nabi shallallahu 'alaihi wasallam, namun zaman sekarang
hampir tidak dikenal lagi dan bahkan dianggap bid'ah. Sungguh membaca qasidah
di dalam masjid adalah sunnah nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam memuji sayyidina Hassan bin Tsabit RA yang membaca nasyidah/qasidah
dihadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di masjid An Nabawy, dan
setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam wafat maka sayyidina Umar bin
Khattab menegur sayyidina Hassan bin Tsabit karena membaca qasidah di dalam
masjid dengan berkata: "Apakah harus di tempat ini
untuk membaca qasidah?", maka
sayyidina Hassan bin Tsabit berkata: "Dulu aku pernah membaca
qasidah disini, dan di saat itu ada orang yang lebih mulia dari engkau", yaitu Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam. Maka sayyidina Umar terdiam dan memberikan izin kepada sayyidina
Hassan bin Tsabit untuk membaca qasidah di masjid. Hal ini adalah sesuatu yang
sangat dicintai oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka Rasulullah
berdoa untuk sayyidina Hassan bin Tsabit dengan doa:
اَللّهُمَّ
أَيِّدْهُ بِرُوْحِ اْلقُدُسِ
"
Wahai Allah bantulah ia dengan (kekuatan) Jibril AS"
Dikarenakan
ia memuji Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, mengapa memuji Rasulullah ?,
karena orang yang memuji beliau adalah memuji utusan Allah, sebagian orang
mengatakan bahwa memuji makhluk adalah hal yang syirik, sungguh hal yang
keliru. Kita memuji makhluk yang dicintai oleh Allah adalah hakikat tauhid
karena orang yang mengatakan bahwa memuliakan makhluk itu adalah hal yang
syirik maka sungguh ia telah mengikuti faham iblis, karena iblis tidak mau
memuliakan makhluk yang dimuliakan Allah, iblis hanya mau sujud kepada Allah
saja dan tidak mau sujud kepada nabi Adam padahal Allah memerintahnya. Kita pun
demikian, kita tidak sujud kepada makhluk namun kita memuliakan orang yang
dimuliakan Allah subhanahu wata'ala, dan makhluk yang paling dimuliakan Allah
adalah sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Demikian pula dengan
Hadrah, diriwayatkan di dalam shahih al Bukhari dan lainnya bahwa ketika
Rasulullah disambut dengan Thala'al badru 'alaina, maka Rasulullah tidak
melarangnya. Hadirin hadirat, selanjutnya kita akan melakukan shalat ghaib
permintaan dari Hubabah Nur, istri guru mulia kita dan juga instruksi beliau
untuk melakukan shalat ghaib atas As Syaikh Abdullah bin Husain Al Ja'di At
Ta'izi, beliau adalah salah seorang ulama besar di wilayah Taiz Yaman, beliau
sangat sepuh dan juga dicintai oleh guru mulia kita, beliau wafat beberapa hari
yang lalu. Shalat ghaib akan dipimpin oleh Ad Da'iilallah Al Habib Hud bin
Muhammad Baqir Al Atthas, dan doa penutup oleh Al Habib Sofyan Basyaiban,
selanjutnya kita membaca qasidah bersama, tafaddhal masykura.
Silahkan SHARE ke rekan anda jika menurut anda note
ini bermanfaat.
0 comments: