Posted by
Unknown
|
0
comments
Amal yang Tetap Bermakna
Amal yang Tetap
Bermakna
Berhati-hatilah
bagiorang-orang yang ibadahnya temporal, karena bisa jadi perbuatan
tersebutmerupakan tanda-tanda keikhlasannya belum sempurna. Karena aktivitas
ibadahyang dilakukan secara temporal tiada lain, ukurannya adalah urusan
duniawi. Iahanya akan dilakukan kalau sedang butuh, sedang dilanda musibah,
atau sedangdisempitkan oleh ujian dan kesusahan, meningkatlah amal ibadahnya.
Tidakdemikian halnya ketika pertolongan ALLOH datang, kemudahan
menghampiri,kesenangan berdatangan, justru kemampuannya bersenang-senangnya bersama
ALLOHmalah menghilang.
Bagi
yang amalnyatemporal, ketika menjelang pernikahan tiba-tiba saja ibadahnya jadi
meningkat,shalat wajib tepat waktu, tahajud nampak khusu, tapi anehnya ketika
sudahmenikah, jangankan tahajud, shalat subuh pun terlambat. Ini perbuatan
yangmemalukan. Sudah diberi kesenangan, justru malah melalaikan
perintah-Nya.Harusnya sesudah menikah berusaha lebih gigih lagi dalam
ber-taqarrub kepadaALLOH sebagai bentuk ungkapan rasa syukur.
Ketika
berwudhu,misalnya, ternyata disamping ada seorang ulama yang cukup terkenal
dandisegani, wudhu kita pun secara sadar atau tidak tiba-tiba
dibagus-baguskan.Lain lagi ketika tidak ada siapa pun yang melihat, wudhu
kitapun kembalidilakukan dengan seadanya dan lebih dipercepat.
Atau
ketika menjadiimam shalat, bacaan Quran kita kadangkala digetar-getarkan
ataudisedih-sedihkan agar orang lain ikut sedih. Tapi sebaliknya ketika
shalatsendiri, shalat kita menjadi kilat, padat, dan cepat. Kalau shalat
sendiriandia begitu gesit, tapi kalau ada orang lain jadi kelihatan lebih
bagus.Hati-hatilah bisa jadi ada sesuatu dibalik ketidakikhlasan ibadah-ibadah
kitaini. Karenanya kalau melihat amal-amal yang kita lakukan jadi melemah
kualitasdan kuantitasnya ketika diberi kesenangan, maka itulah tanda bahwa kita
kurangikhlas dalam beramal.
Hal
ini berbeda denganhamba-hamba-Nya yang telah menggapai maqam ikhlas, maqam
dimanaseorang hamba mampu beribadah secara istiqamah dan
terus-menerusberkesinambungan. Ketika diberi kesusahan, dia akan segera saja
bersimpuh sujudmerindukan pertolongan ALLOH. Sedangkan ketika diberi kelapangan
dan kesenanganyang lebih lagi, justru dia semakin bersimpuh dan bersyukur lagi
atasnikmat-Nya ini.
Orang-orang
yangikhlas adalah orang yang kualitas beramalnya dalam kondisi ada atau tidak
adaorang yang memperhatikannya adalah sama saja. Berbeda dengan orang yang
kurangikhlas, ibadahnya justru akan dilakukan lebih bagus ketika ada orang
lainmemperhatikannya, apalagi bila orang tersebut dihormati dan disegani.
Sungguh
suatukeberuntungan yang sangat besar bagi orang-orang yang ikhlas ini. Betapa
tidak?Orang-orang yang ikhlas akan senantiasa dianugerahi pahala, bahkan bagi
orang-orangikhlas, amal-amal mubah pun pahalanya akan berubah jadi pahala
amalan sunahatau wajib. Hal ini akibat niatnya yang bagus.
Maka,
bagi orang-orangyang ikhlas, dia tidak akan melakukan sesuatu kecuali ia kemas
niatnya luruskepada ALLOH saja. Kalau hendak duduk di kursi diucapkannya,
"Bismilahirrahmanirrahiim,ya ALLOH semoga aktivitas duduk ini menjadi amal
kebaikan". Lisannya yangbening senantiasa memuji ALLOH atas nikmatnya
berupa karunia bisa duduksehingga ia dapat beristirahat menghilangkan
kepenatan. Jadilah aktivitas dudukini sarana taqarrub kepada ALLOH.
Karena
banyak pulaorang yang melakukan aktivitas duduk, namun tidak mendapatkan
pertambahan nilaiapapun, selain menaruh [maaf!] pantat di kursi. Tidak usah
heran bila suatusaat ALLOH memberi peringatan dengan sakit ambaien atau bisul,
sekedarkenang-kenangan bahwa aktivitas duduk adalah anugerah nikmat yang
ALLOHkaruniakan kepada kita.
Begitupun
ketikamakan, sempurnakan niat dalam hati, sebab sudah seharusnya di lubuk hati
yangpaling dalam kita meyakini bahwa ALLOH-lah yang memberi makan tiap hari,
tiadasatu hari pun yang luput dari limpahan curahan nikmatnya.
Kalau
membeli sesuatu,perhitungkan juga bahwa apa yang dibeli diniatkan karena ALLOH.
Ketika membelikendaraan, niatkan karena ALLOH. Karena menurut Rasulullah SAW,
kendaraan ituada tiga jenis, 1) Kendaraan untuk ALLOH, 2) Kendaraan untuk
setan, 3)Kendaraan untuk dirinya sendiri. Apa cirinya? Kalau niatnya benar,
dipakaiuntuk maslahat ibadah, maslahat agama, maka inilah kendaraan untuk
ALLOH. Tapikalau sekedar untuk pamer, ria, ujub, maka inilah kendaraan untuk
setan.Sedangkan kendaraan untuk dirinya sendiri, misakan kuda
dipelihara,dikembangbiakan, dipakai tanpa niat, maka inilah kendaran untuk diri
sendiri.
Pastikan
bahwa jikalaukita membeli kendaraan, niat kita tiada lain hanyalah karena
ALLOH. Karenanyabermohon saja kepada ALLOH, "Ya ALLOH saya butuh kendaraan
yang layak,yang bisa meringankan untuk menuntut ilmu, yang bisa meringankan
untuk berbuatamal, yang bisa meringankan dalam menjaga amanah".
Subhanallah bagiorang yang telah meniatkan seperti ini, maka, bensinnya, tempat
duduknya, shockbreaker-nya,dan semuanya dari kendaraan itu ada dalam timbangan
kebaikan, insya ALLOH.Sebaliknya jika digunakan untuk maksiyat, maka kita juga
yang akanmenanggungnya.
Kedahsyatan
lain dariseorang hamba yang ikhlas adalah akan memperoleh pahala amal, walaupunsebenarnya
belum menyempurnakan amalnya, bahkan belum mengamalkanya. Inilahistimewanya
amalan orang yang ikhlas. Suatu saat hati sudah meniatkan maubangun malam untuk
tahajud, "Ya ALLOH saya ingin tahajud, bangunkan jam03. 30 ya ALLOH".
Weker pun diputar, istri diberi tahu, "Mah, kalaumamah bangun duluan,
bangunkan Papah. Jam setengah empat kita akan tahajud. YaALLOH saya ingin bisa
bersujud kepadamu di waktu ijabahnya doa". Berdoadan tidurlah ia dengan
tekad bulat akan bangun tahajud.
Sayangnya,
ketikaterbangun ternyata sudah azan subuh. Bagi hamba yang ikhlas, justru dia
akangembira bercampur sedih. Sedih karena tidak kebagian shalat tahajud dan
gembirakarena ia masih kebagian pahalanya. Bagi orang yang sudah berniat untuk
tahajuddan tidak dibangunkan oleh ALOH, maka kalau ia sudah bertekad, ALLOH
pasti akanmemberikan pahalanya. Mungkin ALLOH tahu, hari-hari yang kita lalui
akanmenguras banyak tenaga. ALLOH Mahatahu apa yang akan terjadi, ALLOH
jugaMahatahu bahwa kita mungkin telah defisit energi karena kesibukan kita
terlalubanyak. Hanya ALLOH-lah yang menidurkan kita dengan pulas.
Sungguh
apapun amal yangdilakukan seorang hamba yang ikhlas akan tetap bermakna, akan
tetap bernilai,dan akan tetap mendapatkan balasan pahala yang setimpal.
Subhanallah. ***
Semoga
bermanfaat
Silahkan SHARE ke rekan anda jika menurut anda notes
ini bermanfaat
Oleh : K.H. Abdullah Gymnastiar
0 comments: